KARAKTERISTIK RUMAH SAKIT DAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS MEMPENGARUHI HASIL KLAIM INA-CBGs

Warsi Maryati, Novita Yuliani, Ani Ismayani Justika

Abstract


Setiap rumah sakit memiliki standar tarif pelayanan kesehatan. Perbedaan tarif  rumah sakit dan tarif INA-CBGs serta keakuratan kode diagnosis menyebabkan adanya kesenjangan pendapatan yang diperoleh rumah sakit. Studi ini  menilai faktor yang menyebabkan kesenjangan antara tarif rumah sakit dan tarif INA-CBGs, diantaranya karakteristik rumah sakit dan keakuratan kode diagnosis. Sampel diambil secara stratified random sampling sebanyak 100 di dua rumah sakit  tahun 2020. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan kemudian dianalisis dengan uji Chi-Square. Analisis jalur dilakukan dengan pendekatan Structural Equation Modeling (SEM) menggunakan STATA 13 untuk menemukan model yang paling tepat untuk menggambarkan faktor penyebab kesenjangan tarif. Hasil menunjukkan bahwa 34% kode diagnosis tidak akurat dan 44% tarif INA-CBGs lebih rendah dari tarif rumah sakit. Rumah sakit milik Pemerintah memiliki log odds 1,037 lebih baik dalam menentukan ketepatan tarif INA-CBGs daripada rumah sakit swasta, namun secara statistik tidak signifikan (b=1,037; CI95%= -0,115 hingga 2,189; p=0,078). Kode diagnosis yang akurat memiliki log odds 3,885 lebih baik dalam menentukan ketepatan tarif INA-CBGs daripada kode diagnosis yang tidak akurat (b=3,885; CI95% =2,488 hingga 5,282; p<0,001).

Keywords


INA-CBGs; kode; diagnosis; tarif; rumah sakit

Full Text:

PDF

References


Abiyasa, M.T.; Ernawati, D.; dan Kresnowati, L. 2012. Hubungan antara Spesifitas Penulisan Diagnosis terhadap Akurasi Kode Pada RM 1 Dokumen Rawat Inap Rumah Sakit Bhayangkara Semarang. Jurnal Visi Kesehatan, vol.11, no. 2, pp. 99-104, 2012.

Arifianto, E.; Kresnowati, L.; Ernawati, D. 2011. Keakuratan Kode Diagnosa Utama Dokumen Rekam Medis Pada Kasus Partus Dengan Sectio Cesarean di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum. Jurnal Visi Kesehatan, vol. 10, no. 2, pp. 84-88.

Astuti, R.D; Riyoko; Lena, D. 2007. Tinjauan Akurasi Kode Diagnosis Utama Pasien Rawat Inap Berdasarkan ICD-10 Bangsal Dahlia di RSUD Sukoharjo Triwulan IV Tahun 2007. Jurnal Rekam Medis, vol. 2, no. 1, pp. 25-30.

Cheng, P.; Gilchrist, A.; Robinson, K.M.; Paul, L. 2009. The Risk and Consequences of Clinical Miscoding due to Inadequate Medical Documentation : A Case Study of the Impact on Health Services Funding. Health Information Management Journal, vol. 38, no. 1, pp. 35-46.

Cummings, E.; Maher, R.; Showell, C.M.; Croft, T.; Tolman, J.; Vickers, J.; Stirling, C.; Robinson, A.; Turner, P. 2011. Hospital coding of Dementia: is it accurate? Health Information Management Journal, vol. 40, no. 3, pp. 5-11.

Dalal, S.; Roy, B. 2010. Reliability of Clinical Coding of Hip Facture Surgery: Implications for Payment by Results?”, Inernational Journal Care Injured, vol. 40, no. 1, pp. 738-741.

Farzandipour, M.; Sheikhtaheri, A.; Sadoughi, F. 2010. Effective Factors on Accuracy of Principal Diagnosis Coding Based on International Classification of Diseases, the 10th Revision (ICD-10), International Journal of Information Management, vol. 30, no. 5, pp. 78–84.

Hatta, G. 2013. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan, Jakarta : Universitas Indonesia Press.

Iman, A.T. & Barsasella, D. 2019. Pengaruh Kodifikasi ICD 10 dan ICD 9 CM terhadap Klaim JKN Rawat Inap di RSUD Dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2018. JPHI. 6(22): 40-49.

Karimah, R.N.; Setiawan, D.; Nurmalia, P.S. 2016. Analisis Ketepatan Kode Diagnosis Penyakit Gastroenteritis Acute Berdasarkan Dokumen Rekam Medis di Rumah Sakit Balung Jember, Journal of Agromedicine and Medical Sciences, vol. 2, no. 2, pp. 12-17.

Maryati, W. 2016. Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Diagnosis Koding dan Rekam Medis di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Journal of Health Policy Management. 2 (1): 61-70

Maryati, W. 2017. Hubungan antara Keakuratan Kode Diagnosis Diabetes Mellitus dengan Ketepatan Klaim Asuransi, Seminar Manajemen Informasi Kesehatan, APIKES Citra Medika Surakarta, pp. 15-19.

Menteri Kesehatan RI.;, “Rekapitulasi Data Rumah Sakit”, Diakses tanggal 15 Juli 2019 http://sirs.yankes.kemkes.go.id/rsonline/report/datars

Menteri Kesehatan RI.;. “Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 76 Tahun 2016 Tentang Pedoman Indonesian Case Base Groups (INA-CBGs) dalam Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional”, Jakarta, 2016.

Murti, B. 2015. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Ningtyas, NK., Sugiarsi, S., Wariyanti, AS. 2019. Analisis Akurasi Kode Diagnosis Utama Kasus Persalinan Sebelum dan Sesudah Verifikasi pada Pasien BPJS di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Jurnal Kesehatan Vokasional. 4(1):1-11.

Opitasari, C. & Nurwahyuni, A. 2018. Kelengkapan dan Keakuratan Coding Klinis untuk Diagnosis dan Prosedur Medis Jumlah Klaim INA-CBGs di Rumah Sakit di Jakarta Selatan. HSJI. 9(1): 14-18.

Pujihastuti, A.; Sudra, R.I. 2014. Hubungan Kelengkapan Informasi dengan Keakuratan Kode Diagnosis dan Tindakan Pada Dokumen Rekam Medis Rawat Inap, Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, vol. 3, no. 1, pp. 60-64.

Rahayu, H.; Ernawati, D.; Kresnowati, L. 2011. Akurasi Kode Diagnosis Utama Pada RM 1 Dokumen Rekam Medis Ruang Karmel dan Karakteristik Petugas Koding Rawat Inap Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus Periode Desember 2009, Jurnal Visi Kesehatan, vol. 10, no. 1, pp. 1-5.

Rohman, H.; Hariyono, W.; Rosyidah. 2011. Kebijakan Pengisian Diagnosis Utama dan Keakuratan Kode Diagnosis Pada Rekam Medis di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Jurnal KESMAS, vol. 5, no. 2, pp. 162-232.

Sarwastutik. 2013. Tinjauan Keakuratan Kode Diagnosis Pada Dokumen Rekam Medis Pasien Rawat Inap dengan Kondisi Utama Typhoid FeverBerdasarkan ICD-X di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu, Jurnal Informasi Kesehatan, vol. 3, no. 2, pp. 8-13.

Seruni, F.D.A.; Sugiarsi, S. 2015. Problem Solving Cycle SWOT Keakuratan Kode Diagnosis Kasus Obstetri Pada Lembar Masuk dan Keluar (RM 1a) Pasien Rawat Inap di RSUD Dr. Sayidiman Magetan, Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, vol. 3, no. 2, pp. 5-13.

Sudra, R.I.; Pujihastuti, A. 2016. Pengaruh Penulisan Dianosis dan Pengetahuan Petugas Rekam Medis tentang Terminologi Medis Terhadap Keakuratan Kode Diagnosis”, Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, vol. 4, no. 1, pp. 67-72.

Thigpen, J.L.; Pharm; Dillon, C.; Forster, K.B.; Henault, L.; Quinn, E.K.; Tripodis, Y.; Berger, P.B.; Hylek, E.M.; Limdi, N.A. 2015. Validity of International Classification of Disease Codes to Identify Ischemic Stroke and Intracranial Hemorrhage among Individuals with Associated Diagnosis of Atrial Fibrillation. Circulatory Cardiovascular Quaility Outcomes, vol. 8, no. 1, pp. 8–14.

Widyaningrum, L. 2015. Akurasi diagnosis dan pemilihan ulang kode utama berdasarkan Aturan Morbiditas Asuransi Kesehatan INA-CBGs. JMIKI. 3(2): 27-31.

World Health Organization, 2010. International Satistical Classification of Diseases and Related Health Problems Tenth Revision volume 1, 2 dan 3, Geneva.




DOI: https://doi.org/10.31983/link.v16i2.6426

Article Metrics

Abstract view : 1440
Download PDF : 952

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


LINK (ISSN: 1829-5754 e-ISSN: 2461-1077), dipublikasikan oleh Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Poltekkes Kemenkes Semarang, Jl. Tirto Agung, Pedalangan, Banyumanik, Semarang, Jawa Tengah 50268, Indonesia; Telp./Fax: (024)7460274

Public Services : 

 E-mail: link@poltekkes-smg.ac.id

View statistics

Creative Commons License LINK is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License