PENGARUH PENAMBAHAN GARAM UNTUK MENURUNKAN KADAR WARNA DAN BESI(Fe) PADA AIR GAMBUT DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

Ade Setiawan Putra, Hari Rudjianto Indro Wardono, Yulianto Yulianto

Abstract


Potensi lahan gambut di Indonesia terbilang sangat luas yaitu sekita 14.905 juta hektar. Sebagian besar tersebar di wilayah Kalimantan,Sumatera, dan Papua. Hal ini memungkinkan penduduk yang berada di sekitar daerah tersebut yang mengalami kesulitan ketersediaan air bersih menggunakan air gambut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. . Air gambut memiliki kadar Fe dan Mn yang cukup tinggi yang di indikasikan dengan warna air gambut yang merah kecoklatan. Oleh karena kadar Fe dan Mn yang tinggi maka perlu dilakukan pengolahan air dengan menggunakan proses elektrokoagulan dengan metode elektrokoagulasi.Sekripsi ini bertujuan untuk Mengetahui Pengaruh Penambahan Garam Untuk Menurunkan Kadar warna dan Besi (Fe) Dengan Metode Elektrokoagulasi di Ogan Komering Ilir Tahun 2020.

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan pra eksperimen (pre experiment research) dengan design pres post test design. Data diperoleh dari data primer dan data sekunder yang diperoleh penghitungan untuk mengetahui nilai pH, suhu, warna, besi (Fe), volume air sampel, waktu kontak, tegangan listrik, penambahan garam, luas permukaan elektroda dan observasi langsung saat penelitian di rumah peniliti. Data yang telah diperoleh, diolah dan disajikan dalam bentuk grafik, peta tematik, dan tabel, kemudian dinarasikan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kadar warna air tanah gambut sebelum perlakuan 520 TCU, Kadar warna air tanah gambut sesudah perlakuan pada penambahan garam 0,1 dengan waktu 120 menit = 57 TCU penurunan 463 (89%), waktu 180 menit = 58 TCU penurunan 462  (88,8%), dan waktu 240 menit = 45,6 TCU Penurunan 474,3 (91,2.%). Kadar besi (Fe) air tanah gambut sebelum pertakuan 2.76 mg/l, Kadar besi (fe) air tanah gambut sesudah perlakuan penambahan garam 0,1 dengan waktu 120 menit =0.16 mg/l penurunan 2,6 (94.2%), waktu 180 menit = 0,18 mg/l penurunan 2.58 (93,.5%), dan dengan waktu 240 menit = 0,14  mg/l penurunan 2.62 (94.9%).

Peneliti menyimpulkan berdasarkan uji Paired T Test, terdapat perbedaan kadar warna air tanah gambut sebelum dan sesudah dilakukan pengolahan dengan metode elektrokoagulasi, dengan nilai p<0.01 pada penambahan garam 0,1 dengan waktu 120 menit = 0.002, waktu 180 menit = 0.001 dan waktu 240 = 0.000. Dan tidak ada perbedaan berdasarkan uji Anova one Way dengan hasil kadar besi air tanah gambut sebelum dan sesudah dilakukan pengolahan dengan metode elektrokoagulasi, dengan nilai p<0.01 pada penambahan garam 0,1 dengan waktu 120 menit = 0.000, waktu 180 menit = 0.000, dan waktu 240 = 0.000.

Keywords


Air Gambut; Penyehatan Air; Kesehatan Lingkungan

Full Text:

PDF

References


Achmad, R. 2004. Kimia Lingkungan. Edisi 1. Yogyakarta: Andi Offset

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. (2007). Inovasi Teknologi Pertanian. Kementerian Pertanian

Djajadiningrat, Asiz H. 2004. Pengolahan Limbah Cair Tanpa Bahan Kimia. ITB : Bandung

Fitria, D dan N. Suprihanto. 2007.PenurunanWarna dan Kandungan Organik Air Gambut dengan Cara Two Stage. Jurnal Teknik Lingkungan, 13(1): 17-26.

Hari P, B. and Harsanti, M. (2010) ‘Pengolahan Limbah Cair Tekstil Menggunakan Proses Elektrokoagulasi dengan Sel Al-Al’, Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia ‘Kejuangan’ Pengembanagn Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia, pp. 1–7.

Nandar Suwanto, dkk. 2017. Penyisihan Fe, Warna, dan Kekeruhan pada Air Gambut Menggunakan Metode Elektrokoagulasi. Jurnal Teknik Lingkungan. 6(2): 1–11.

Naswir, M. 2009. Kajian Pemanfaatan Air Gambut Untuk Air Minum Rumah Tangga. Skripsi. Universitas Jambi. Jambi.

Parulian, A. (2009) ‘Monitoring dan Analisis Kadar Aluminium (Al) dan Besi (Fe) Pada Pengolahan Air Minum PDAM Tirtanadi Sunggal’, Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara (USU), pp. 29–34.

Pemerintah RI (2014) ‘Peraturan Pemerintah RI No 66 tentang Kesehatan Lingkungan’, (185), pp. 1–27.

Putero, S. H. 2008. Pengaruh Tegangan Dan Waktu Pada Pengolahan Limbah Radioaktif yang Mengandung Sr-90 Menggunakan Metode Elektrokoagulasi. Prosiding Seminar Nasional ke-14 Teknologi dan Keselamatan PLTN Serta Fasilitas Nuklir. Bandung..

Said, N. I. and Widayat, W. (2008) ‘Teknologi Pengolahan Air Gambut Sederhana’, pp. 337–386.

Sutristo, Totok dan Suciastuti, Eni. 2010. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Yudhistira, Y. G., Susilaningsih, E. and Widiarti, N. (2018) ‘Efisiensi Penurunan Kadar Logam Berat (Cr dan Ni) dalam Limbah Elektroplating secara Elektrokoagulasi Menggunakan Elektroda Aluminium’, Indonesian Journal of Chemical Science, 7(1), pp. 28–34.

Widowati, W., Sastiono. A., Rumampuk, R.J. 2008. Efek Toksikologi Logam, Andi Yogyakarta.

Yusnimar, Yelmida, A., Yenie, E., Edward, H.S., Drastinawati. 2010. Pengolahan Air Gambut dengan Bentonit, Jurnal Sains dan Teknologi 9 , Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Riau, Pekanbaru, h. 77-81.




DOI: https://doi.org/10.31983/keslingmas.v41i1.7856

Article Metrics

Abstract view : 404
Download PDF : 414

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


 

Buletin Keslingmas (p-ISSN : 0215-742X, e-ISSN : 2655-8033 ), diterbitkan oleh Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang Jl Raya Baturaden Km. 12 Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia. Telp/Fax. 0281-681709

Email : buletinkeslingmas@poltekkes-smg.ac.id

Buletin Keslingmas is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License