Efikasi Insektisida Jenis Cypermethrin Terhadap Nyamuk Aedes aegypti Pada Program Fogging Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gombong Tahun 2020
Abstract
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Adang Iskandar, C. S. (1985). Pemberantasan Serangga dan Binatang Pengganggu. Departemen Kesehatan RI.
Aris, S. (2013). Malaria Pendekatan Model Kausalitas. Yogyakarta: Nuha Medika.
Aris, S. (2016). Zika dalam Perspektif Vektor dan Upaya Pengendaliannya. Makalah dipresentasikan pada Seminar Nasional Jurusan Kesehatan Lingkungan . Purwokerto.
Arum Sih Joharina, W. (2014). Kepadatan Larva Nyamuk Vektor sebagai Indikator Penularan Demam Berdarah Dengue Di Daerah Endemis Di Jawa Timur. Salatiga: Balai Litbang Kementerian Kesehatan RI.
Ayu Azlina, A. E. (2016). Hubungan Tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan Keberadaan Larva Vektor DBD di Kelurahan Lubuk Buaya Padang . Pdang: Universitas Andalah Padang.
Ayu Yulistyawati, S. U. (2016). Status Resistensi Aedes aegypti Terhadap Malathion di Kota Semarang . Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang.
Bina Ikawati, S. D. (2015). Status Kerentanan Aedes aegypti Terhadap Insektisida Cypermethrin dan Malathion di Jawa Tengah. Retrieved from http://ejournal.litbang.depkes.go.id.
Boesri, L. S. (2012). Insektisida Cypermethrin 100 g/l Terhadap Nyamuk dengan Metode Pengasapan.
Cahyati, T. E. (2006). Hubungan Sanitasi Rumah dengan Angka Bebas Jentik Aedes aegypti.
Candra, A. (2010). Pathogenesis Dengue Fever.
Departemen Kesehatan RI. (1995). Petunjuk Teknis Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah. Jakarta: Direktorat Jenderal PPM& PLP.
Duma, Nicholas, dkk. (September 2007). Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian DBD di Kota Kendari. Vol. 4 No. 2 : 91-100. ISSN : 0852-8144.
Edi Supriyo, d. (Juni 2018). Efikasi Formula Insektisida Berbahan Aktif Propoxure dan Malahion Terhadap Vektor Penyakit DBD. Vol. 14 (1):7-10.
Endi, I. (2016). Fogging focus Untuk Pengendalian Demam Berdarah Dengue.
Herdianti. (2017). Hubungan Suhu, Kelembaban dan Curah Hujan Terhadap Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes aegypti di RT 45 Kelurahan Kenali Besar. Riset Informasi Kesehatan.
Isak Tasane. (2015). Uji Resistensi Insektisida Malathion 0.85 Terhadap Nyamuk Aedes aegypti di Wilayah Fogging Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Ambon. JKM e-Journal.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1995).
Kesehatan, K. (2017). Profil Kesehatan Jawa Tengah.
Kesehatan, K. (2019). Permenkes No. 7 Tentang. Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. RI, Kementerian Kesehatan.
Kusnadi, C. S. (2006). Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu . Makassar : Instalasi Penerbitan Jurusan Kesehatan Lingkungan Makassar.
Lingkungan, D. J. (2013). Pedoman Pengendalian Demam Berdarah. Jakarta: Kemeterian Kesehatan Republik Indonesia.
Lisa Hidayati, U. K. (2017). Pemanfaatan Ovitrap Dalam Pengukuran Populasi Aedes sp. dan Penentuan Kondisi Rumah. Jurnal Entomologi Indonesia, 126-134.
M. Rasyid Ridha, d. (2013). Hubungan Kondisi Lingkungan dan Kontainer dengan Keberadaan Jentik Nyamuk Di Daerah Endemis Demam Berdarah Dengue di Kota Banjarbaru. Banjarmasin: Balai Libang P2B2 Tanah Bambu, Vol. 4, No. 3, Juni 2013.
Meiliasari, H. I. (2008). Faktor Risiko Breeding Places, Resting Places, Perilaku Kesehatan Lingkungan dan Kebiasaan Hidup Pada Kejadian Luar Biasa Demam Berdarah.
Nusaly, K. P. (2011). Analisa Kepadatan Larva Nyamuk Culicidae dan Anophelidae Pada Tempat Perindukan di Negeri Kamarian Kecamatan Kariratu Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB).
Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Pattimmura.
Pengertian Rumah Sakit. (2013). World Health Organization.
Peraturan Pemerintah No. 66 Tentang Kesehatan Lingkungan. (2015).
PP&PL, D. (2007). Pedoman Pengendalian Demam Berdarah. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Praditya, I. E. (2014). Perilaku 3M Plus Ibu Rumah Tangga dan Kondisi Lingkungan Terhadap Kepadatan Larva Aedes aegypti di Wilayah Zona Merah Kelurahan Kebon Kacang. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
Rendy, M. P. (2013). Hubungan Faktor Perilaku dan Faktor Lingkungan Dengan Keberadaan Larva Nyamuk Aedes aegypti di Kelurahan Sawah Lama.
RI, K. K. (2018). Profil Kesehatan RI.
Santjaka, A. (2013). Malaria Pendekatan Model Kausalitas. Purwokerto: Nuha Medika.
Sari, C. I. (2005). Pengaruh Lingkungan Terhadap Perkembangan Penyakit Malaria dan Demam Berdarah Dengue. Retrieved from Institut Pertanian Bogor: http://www.rudyct.com/PPS702-ipb/09145/cut_irsanya_ns.pdf.
Soedarto. (2009). Penyakit Menular di Indonesia. Jakarta: CV. Agung Seto.
Soegianto. (2002). Demam Berdarah Dengue.
Sudibyo, P. A. (2012). Kepadatan Populasi Larva Aedes aegypti Pada Musim Hujan Di Kelurahan Petemon, Surabaya. Surabaya: Universitas Airlangga.
Sugiharto, F. Y. (2018). Efikasi Insektisida Gokilath Terhadap Nyamuk Aedes aegypti Dengan Metode Pengabutan. PP 73-82.
Sugiyanto, I. N. (2013). Hubungan Suhu, Kelembaban dan Perilaku Masyarakat Tentang PSN dan Larvasida Dengan Keberadaan Jentik Nyamuk Penular Demam Berdarah Dengue di RW 01 Kelurahan Sendangguwo Semarang.
Wahyuningsih. (19-20 Januari 2007). Survei Aedes sp Di Tiga Kota : Semarang.
DOI: https://doi.org/10.31983/keslingmas.v40i3.6005
Article Metrics
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Buletin Keslingmas (p-ISSN : 0215-742X, e-ISSN : 2655-8033 ), diterbitkan oleh Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang Jl Raya Baturaden Km. 12 Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia. Telp/Fax. 0281-681709
Email : buletinkeslingmas@poltekkes-smg.ac.id
Buletin Keslingmas is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License