Eksplorasi Bakteri Leptospira Pada Tikus Di Daerah Leptospirosis Di Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas Tahun 2019

Ahmad Furqon Nur Rohman, Budi Utomo, Mela Firdaust

Abstract


Penyakit leptospirosis dipengaruhi beberapa faktor diantaranya adalah faktor agent, host, dan lingkungan. Faktor agent yang mempengaruhi leptospirosis yaitu leptospira didalam tubuh tikus dapat bertahan selama hewan tersebut hidup tanpa menyebabkan sakit. Sementara leptospira akan dikeluarkan melalui urin dan mencemari lingkungan. Salah satu reservoir bakteri leptopsira terdapat dalam urin dan ginjal tikus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan bakteri leptospira pada tikus di daerah kasus leptospirosis di Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas. Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif eksploratif. Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah semua tikus yang tertangkap dengan life trap di Desa Cilongok, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan metode deskriptif yang disajikan dalam bentuk tabel dan disertai dengan penjelasan. Hasil penelitian ini menunjukkan dari 196 perangkap tikus hidup (life trap) yang di pasang selama 3 hari di dalam dan luar rumah berhasil menangkap 56 ekor tikus jenis Rattus tanezumi, Rattus norvegicus, Bandicota indica, Bandicota bangelensis dan Suncus murinus. Angka keberhasilan penangkapan tikus di Desa Cilongok, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas sebesar 29% sehingga kepadatan tikus pada daerah kasus leptospirosis dapat dikatakan tinggi. Hasil pemeriksaan sampel dengan menggunakan metode Plymerase Chain Reaktion (PCR) dinyatakan negatif bakteri leptospira. Pengambilan titik pemasangan perangkap dilakukan secara acak dalam radius 50 meter dari rumah kasus. Berdasarkan hasil pemeriksaan sampel dinyatakan negatif bakteri leptospira. Diharapkan dilakukan penyuluhan kesehatan terkait leptospirosis oleh pihak kader dan petugas puskesmas serta melakukan pengendalian populasi tikus dan menjaga hiegine sanitasi perorangan dan perilaku hidup bersih dan sehat, meningkatkan sanitasi lingkungan guna mengurangi risiko terjadinya penyakit dan upaya memutus perkembangbiakan tikus.

Keywords


Bakteri leptospira; Jenis tikus

Full Text:

PDF

References


Achmadi, A. S. (2018). Koleksi, Preservasi dan Gambaran Umum Keanekaragaman Tikus di Indonesia. Laboratorium Mamalia Museum Zoologicum Bogoriense Pusat Penelitian Biologi - LIPI.

Depkes RI. (2003). Pedorium Leptospirosis di Rumah Tatalaksana Kasus dan pemeriksaan Laboratorium Leptospirosis di Rumah Sakit. Jakarta: Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan.

Dian Widiyanti, I. I. (2016). Studi Leptospira sp Pada Beberapa Daerah Rawan Banjir di Jakarta. Department of Microbiology, Faculty of Medicine, YARSI Univercity, Jakarta , 80-88.

Dwi Sarwani Sri Rejeki, D. (2013). Pemetaan dan Analisis Faktor Risiko Leptospirosis. Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Sooedirman.

Dyah Widiastuti, A. P. (2015). Deteksi Leptospira Patogen Pada Tersangka Penderita Leptospira di Kabupaten Ponorogo. Balai Penelitian dan Pengembangan Pengenalian Penyakit Bersumber Binatang Banjarnegara.

Erviana, A. (2014). Studi Epidemiologi Kejadian Leptospirosis Pada Saat Banjir di Kecamatan Cengkareng. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Hendri Anggi Widayani, S. S. (2014). Identifikasi Tikus dan Cecurut di kelurahan Argasoka an Kutabanjarnegara Kecamatan Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara. Program Studi DIII Kesehatan Lingkungan, Politeknik Banjarnegara.

Jumini Irawati dkk. (2014). Efektivitas Pemasangan Berbagai Model Perangkap Tikus Terhadap Keberhasilan Penangkapan Tikus di Kelurahan Bangetayu Kulon Kecamatan Genuk Kota Semarang. Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Kesehatan, K. B. (2015). Pedoman Pengumpulan Data Reservoir (Tikus) di Lapangan. Jakarta: Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.

Marek Samekto, D. (2019). Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Kejadian Leptospirosis (Studi Kasus Kontrol di Kabupaten Pati). Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro.

Muhammad Fadhlullah Mursalim, M. H. (2018). Identifikasi DNA Leptospira sp Pada Sampel Air dan Tanah di Kota Makassar. Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar.

Mursyafah, L. O. (2018). Studi Identifikasi Keberadaan Bakteri Leptospira sp Pada Tikus di Daerah Rawan Banjir Wilayah Kerja Puskesmas Tempe Kabupaten Wajo. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar.

Priyambodo, S. (1995). Pengendalian Hama Tikus Terpadu. Jakarta: PT Penerba Swadaya.

Ristiyanto, d. (2015). Prevalensi Tikus Terinfeksi Leptospira interogans di Kota Semarang, Jawa Tengah. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit.

Soedarto. (2009). Penyakit Menular di Indonesia (Cacing, Protozoa, Bakteri, Virus, dan Jamur). Jakarta: CV Agung Seto.

Sunaryo, D. P. (2014). Distribusi Spasial Leptospirosis di Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Balai Litbang P2B2 Banjarnegara.

Suratman. (2006). Analisis Faktor Risiko Lingkungan dan Perilaku yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Leptospirosis Berat di Kota Semarang. Universitas Diponegoro.

Syamsuar Manyullei, d. (2019). Studi Kepadatan Tikus an Ektoparasit di Pelahuhan Laut Soekarno Hatta Tahun 2019. Fakultas Kesehatan Masyarakat/ Departemen Kesehatan Lingkungan.

Tanzil, K. (2012). Ekologi dan Patogenitas Kuman Leptospira. Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.

Teguh Prihantoro, A. S. (2017). Karakteristik dan Kondisi Lingkungan Rumah Penderita Leptospirosis di Wilayah Kerja Puskesmas Pegandan. Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang.

Tri Ramadhani dkk. (2015). Determinasi Serovar Bakteri Leptospira Pada Reservoir di Kabupaten Banyumas. Balai Litbang P2B2 Banjarnegara.

Tri Ramadhani, B. Y. (2011). Reservoir dan Kaus Leptospirosis di Wilayah Kejadian Luar Biasa. Balai Penelitian dan Pengembangan Pengenalian Penyakit Berbasis Binatang Banjarnegara.

Wijayanti, Y. N. (2014). Faktor Risiko Kejadian Leptospirosis di Wilayah Kabupaten Boyolali. universitas muhammadiyah surakarta.

Yuniasy'ari, Y. M. (2016). Analisis Spasial Faktor Lingkungan Kejadian Leptospirosis di Kabupaten Boyolali. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.




DOI: https://doi.org/10.31983/keslingmas.v40i3.5981

Article Metrics

Abstract view : 391
Download PDF : 267

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


 

Buletin Keslingmas (p-ISSN : 0215-742X, e-ISSN : 2655-8033 ), diterbitkan oleh Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang Jl Raya Baturaden Km. 12 Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia. Telp/Fax. 0281-681709

Email : buletinkeslingmas@poltekkes-smg.ac.id

Buletin Keslingmas is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License