Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L) Sebagai Zat Penolak (Repellent) Nyamuk Aedesaegypti
Abstract
Demam Berdarah Dengeu (DBD) merupakan suatu penyakit endemik di daerah tropis yang memiliki tingkat kematian tinggi terutama pada anak-anak. Indonesia merupakan negara dengan tingkat kejadian Demam Berdarah Dengeu maupun Demam Dengue (DD) yang tertinggi. Penanggulangan vektor Demam berdarah umumnya menggunakan bahan insektisida sintetis, namun penggunaan insektisida sintetis menimbulkan dampak negatif pada lingkungan. Pengendalian menggunakan insektisida nabati (bio insektisida) dari ekstrak tumbuhan adalah salah satunya family tumbuhan yang dianggap merupakan sumber potensial insektisida nabati adalah Meliacea, Annonaceae, Astraceae, Piperaceae dan Rutaceae. Salah satu tumbuhan dari family Piperaceae adalah tumbuhan daun sirih. Banyaknya dampak negatif dari penggunaan insektisida kimia memunculkan penelitian baru dalam pengendalian vektor yang lebih aman, sederhana dan berwawasan lingkungan. Pengendalian menggunakan insektisida nabati (bio insektisida) dari ekstrak tumbuhan adalah salah satunya famili tumbuhan yang dianggap merupakan sumber potensial insektisida nabati adalah Meliacea, Annonaceae, Astraceae, Piperaceae dan Rutaceae
Jenis penilitian ini menggunakan rancangan eksperimen kuasi/semu ( Quasi Experimental Design, terdiri dari kontrol dan perlakuan, Analisis data menggunakan analisis One Way Anova. Metode penelitian dengan cara tangan kontrol dan perlakuan yang dipaparkan dalam kendang berisi 25 ekor nyamuk Aedes aegypti selama 6 jam dengan replikasi 10 kali tiap jamnya.
Hasil penelitian yaitu konsentrasi 10% memiliki daya proteksi 56,45, konsentrasi 20% memiliki daya proteksi 67,3%, konsentrasi 40% memiliki daya proteksi 76,4%, konsentrasi 80% memiliki daya proteksi 81,8%.Menurut komisi pestisida repellent dianggap efektif apabila daya proteksi yang dihasilkan selama 6 jam uji diatas 90%.
Disimpulkan dari penelitian ini belum bisa dikatakan efektif karena pada konsentrasi teringgi yaitu 80% hanya memiliki daya proteksi sebesar 81,8%.
Saran bagi Pemerintah seharusnya menerapkan undang-undang untuk mengganti zat pengendali nyamuk dari pestisida kimia menjadi pestisida nabati dan bagi produsen repellent lebih mengembangkan repellent berbahan alami.
Keywords
Full Text:
UnduhReferences
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1980. Materia Medika Indonesia Jilid IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2000 Pedoman Penanggulangan Demam Berdarah Dengue. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2005. Data Perkembangan Larva Nyamuk Aedes aegypti.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2006. Efektivitas Kombinasi Perasan Daun Sirih Hijau (Piper battle L) Dengan Perangkap Nyamuk Terhadap Kematian Larva Aedes aegypti. Prodi Analis Kesehatan Stikes Jombang
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Demam Berdarah. Jakarta : Depkes RI.
Djakaria, S. 2004. Pendahuluan Entomologi Parasitologi Kedokteran Edisi ke-3. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 343 hlm
Ishartadiati, Kartika. 2010 Aedes aegypti. Wikipedia bagsa Indonesia, ensklopedia bebas. http://id.Wikipedia.org/wiki/Aedes_aegypti, diakses pada tanggal 3 Desember 2017.
Ishak, Hasanudin. 2014. Efektivitas Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper Batle L) sebagai Bioinsektisida Terhadap Kematian Nyamuk Aedes aegypti. Fakultas Kesahatan Masyarakat Universitas Hasanudin. Makasar.
Kardinan, A. 2002. Pestisida nabati, ramuan dan aplikasi. Jakarta : Penebar Swadaya.
Kementerian Kesehatan, Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 2011 tentang jumlah penyakit DBD di Indonesia.
Mulyono. 2003. Khasiat dan manfaat daun sirih : Obat mujarab dari masa ke masa. AgroMedia Pustaka, Jakarta. Jurnal Undip 2014.
Pradhana et al. 2013. erepo.unud.ac.id/18481/3/1208505086-3-BAB%202..pdf, diakses pada tanggal 7 Desember 2017, Pukul 20.00 WIB.
Ramayanti, Indri. 2015. Efektivitas Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum basilicum) Sebagai Bioinsektisida Sediaan Antinyamuk Bakar Terhadap Kematian Nyamuk Aedes aegypti. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah. Palembang.
Sucipto, 2011., Vektor Penyakit Tropis. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Sudrajat. 2010. Bioprospeksi tumbuhan sirih hutan (Piper aduncum L) sebagai bahan baku obat larvasida nyamuk Aedes aegypti. Bioprospek, 7 (2), September. (online) http://fmipa.unmul.ac.id/pdf/81 (diakses 1 Desember 2017).
Undang-undang RI no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan Lingkungan.
World Health Organization. 2001. Pengendalian Nyamuk Aedes aegypti.
DOI: https://doi.org/10.31983/keslingmas.v40i4.3583
Article Metrics
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Buletin Keslingmas (p-ISSN : 0215-742X, e-ISSN : 2655-8033 ), diterbitkan oleh Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang Jl Raya Baturaden Km. 12 Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia. Telp/Fax. 0281-681709
Email : buletinkeslingmas@poltekkes-smg.ac.id
Buletin Keslingmas is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License