KOHORT EVALUASI NYAMUK DEWASA SETELAH PELAKSANAAN FOGGING FOCUS DI DESA SIDAMULIH KECAMATAN RAWALO KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016
Abstract
bertujuan untuk menekan secara cepat densitas nyamuk dewasa sehingga Kejadian Luar Biasa dapat dicegah. Desa
Sidamulih terdapat 2 kasus DBD serta tambahan 12 kasus penderita panas dalam 3 minggu. Tujuan penelitian
mengetahui densitas nyamuk dewasa sebelum dan setelah pelaksanaan fogging focus sebagai parameter langsung.
Jenis penelitian observasional dengan pendekatan kohort. Hasil penelitian menunjukan dengan analisis uji Anova
LSD mengetahui densitas nyamuk dari dampak fogging focus. Hasil uji lanjut ternyata densitas nyamuk hari ke 3
setelah fogging focus I tidak ada beda dengan sebelum fogging focus I (p 0,474) dan hari ke 10 setelah fogging
focus II tidak ada beda dengan sebelum fogging focus I (p 0,144). Disimpulkan fogging focus hanya efektif setelah
3 hari pada siklus fogging focus ke II. Disarankan fogging focus bukan satu-satunya cara untuk menekan densitas
nyamuk.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Ambarwati, dkk., 2006. Fogging Sebagai Upaya
Untuk Memberantas Nyamuk Penyebab
Demam Berdarah di Dukuh Tuwak Desa
Gonilan, Kartasura, Sukoharjo Tahun 2006.
Skripsi. Surakarta : Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Fakultas Ilmu
Kedokteran.
Aris, S. 2013. Malaria Pendekatan Mode Kausalitas.
Yogyakarta : Nuha Medika
Cecep, DS. 2011. Vektor Penyakit Tropis.
Yogyakarta : Gosyen Publishing.
Chadijah,Siti.,Rosmini,Halimuddin.Peningkatan
Peran Serta Masyarakat dalam
Pelaksanaan Pemberantasan Sarang
Nyamuk DBD (PSN-DBD)di Dua
Kelurahan di Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Media Litbang Kesehatan Vol. 21 (2). 2011.
Departemen Kesehatan RI. 1981. Petunjuk
PelaksanaanPenanggulangan Focus
Demam Berdarah. Jakarta : Depkes RI,
Dirjen PP dan PL.
Departemen Kesehatan RI. 1992. Petunjuk Teknis
Pemberantasan Nyamuk Penular Penyakit
Demam Berdarah Dengue. Jakarta : Depkes
RI, Dirjen PPM dan PLP.
Departemen Kesehatan RI. 2008. Pencegahan dan
Pemberantasan Demam Berdarah Dengue
di Indonesia. Jakarta : Depkes RI, Dirjen PP
dan PL.
Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas. 2015. Data
Endemisitas DBD Kabupaten Banyumas
Tahun 2014. Banyumas : Dinas Kesehatan
Kabupaten Banyumas.
Dinas Kesehatan Kota Tegal, 2009, Profil Dinas
Kesehatan Kota Tegal, Tegal : Dinas
Kesehatan Kota Tegal.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Profil
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun
Semarang. http://www.dinkes jateng
prov.go.id. Diakses tanggal 11 Mei 2015
Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular
dan Penyehatan Lingkungan
(DitjenPPM&PL) Departemen Kesehatan
RI, 1992, Petunjuk Teknis Penyelidikan
Epidemiologi,Penanggulangan Seperlunya
dan Penyemprotan Massal dalam
Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah
Dengue,.Jakarta: Depkes RI.
Direktorat Jenderal PPM dan PL. 2014.Pencegahan
dan Pemberantasan Demam Berdarah
Dengue di Indonesia, Jakarta:Ditjen PPM
dan PL.
Fadlillah, I. 2016. Pengaruh Berbagai Jenis Atraktan
pada Lethal Ovitrap Terhadap Nyamuk
yang Terperangkap di Kelurahan
Karangklesem Kecamatan Purwokerto
Selatan Kabupaten Banyumas. 2016.
Genis, G. Apa yang Dokter Anda Tidak Katakan
Tentang Demam Berdarah.Jakarta: PT.
Mizan Publika.. 2007.
Harnowo. 2004. Evaluasi Pelaksanaan Fogging
Focus Pengendalian Vektor Demam
Berdarah Dengue di Kabupaten Kebumen
Tahun 2004.
Ishak H. 2006. Pemetaan Distribusi Densitas Larva
Aedes Aegypti Dan Pelaksanaan 3m
Dengan Kejadian DBD Di Kelurahan
Kalukuang Kecamatan Tallo Kota
Makassar. Bagian kesehatan Lingkungan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Hasanuddin.
Kusriastuti. 2005. Kebijaksanaan Penanggungan
DBD di Indonesia . JAKARTA: Depkes RI.
Nuanong,J.,Pornpimol,R.,Rognopast. 2007.
Insecticide Resistance/Susceptibility Status
in Ae.aegypti, and Ae.albopictus in
Thailand during 2003–2005. Journal
Economic Entomology. 100 (2)
Primal, S. 2010. Diagnosis Dini Penderita DBD
Dewasa. Buletin Jendela Epidemiologi
Volume 2.
Ratna, M. Panduan Lengkap Kesehatan : Mengenal,
Mencegah dan Mengobati Penularan
Penyakit dari Infeksi. Yogjakarta : Citra
Pustaka. 2010.
Soegeng, S. 2006. Demam Berdarah Dengue edisi II.
Surabaya : Airlangga University Press.
______ , 2008. Demam Berdarah Dengue edisi
ketiga. Surabaya : Airlangga University
Press.
Wikipedia. 2010. Anthocyanin. Available at:
http://en.wikipedia.org/wiki/Anthocyanin/Ac
cessed at 08/21 2010
World Health Organization. 2001. Panduan Lengkap
Pencegahan & Pengendalian Dengue &
DBD. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC
World Health Organization, 2003. Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit Demam Dengue
dan Demam Berdarah Dengue.
World Health Organization, 2005. Dengue, Dengue
Hemorrhagic Fever, and Dengue Shock
Syndrome in the Context of the Integrated
Management of Childhood Illness. World
Health Organization.
WHO. 2006. Pesticides, and Their Aplication: for
The Controll of Vectors, and Pests of Public
Health Importance .
WHOPES/GCDD/2006.I
World Health Organization, 2009. Dengue and
Dengue Hemorrhagic Fever. World Health
Organization Media Centre.
World Health Organization Dengue. 2013Prevention
and Control Regional Office for South East
Asia, 2013. Dengue Status in South East
Asia Region : An Epidemiological
Perspective. WHO Fact Sheet No
SEA/RC61/R5.
DOI: https://doi.org/10.31983/keslingmas.v36i2.2968
Article Metrics
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Buletin Keslingmas (p-ISSN : 0215-742X, e-ISSN : 2655-8033 ), diterbitkan oleh Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang Jl Raya Baturaden Km. 12 Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia. Telp/Fax. 0281-681709
Email : buletinkeslingmas@poltekkes-smg.ac.id
Buletin Keslingmas is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License