HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIBAGOR KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016

Authors

  • Titi Kurniasih Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
  • Budi Triyantoro Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang

DOI:

https://doi.org/10.31983/keslingmas.v36i4.3129

Keywords:

TB Paru, Rumah

Abstract

Jumlah kasus TB paru di wilayah kerja Puskesmas Kalibagor tahun 2013 sebanyak 38 kasus dan pada tahun
2014 menurun menjadi 31 kasus. Kasus TB Paru baru masih terjadi, tidak terlepas kondisi fisik rumah yang
belum seluruhnya memenuhi persyaratan kesehatan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui
hubungan kondisi fisik rumah dengan kejadian tuberkulosis paru di wilayah kerja Puskesmas Kalibagor
Kabupaten Banyumas Tahun 2016. Rancangan penelitian ini menggunakan case control dengan pendekatan
retrospektif. Populasi kasus yaitu semua pasien TB Paru baru di Puskesmas Kalibagor Kabupaten Banyumas
tahun 2015 sebanyak 36 orang. Sampel kasus diambil secara total sampling dari pasien TB paru baru yaitu
36 orang dan sampel kontrolnya diambil dari warga masyarakat yang tidak menderita TB paru sebanyak 36
orang. Hasil penelitian ini menyimpulkan kondisi lantai yang memenuhi syarat sebagian besar tidak
menderita TB Paru (56,9%) dengan p value sebesar 0,017 dengan OR sebesar 4,840. Kondisi ventilasi yang
memenuhi syarat sebagian besar tidak menderita TB Paru (63,9%) dengan p value sebesar 0,018 dengan OR
sebesar 3,130. Kepadatan hunian rumah yang memenuhi syarat sebagian besar tidak menderita TB Paru
(59,2%) dengan nilai p value sebesar 0,023 dengan OR sebesar 3,314. Penelitian ini menyimpulkan bahwa
ada hubungan antara kondisi fisik rumah (kondisi lantai, ventilasi dan kondisi kepadatan rumah) dengan
kejadian TB paru di wilayah kerja Puskesmas Kalibagor Kabupaten Banyumas Tahun 2016. Sebaiknya
penderita TB Paru tidak tidur dengan anggota keluarga lain. Ventilasi normal minimal 10% dari luas lantai
ruangan, lantai rumah dibuat kedap air dan kuat. Penelitian ini diharapkan dapat dipublikasikan agar dapat
menambah referensi ilmiah yang dapat dijadikan rujukan bagi peneliti selanjutnya yang meneliti
permasalahan yang sama.

References

Achmadi, U.F. 2005. Manajemen Penyakit
Berbasis Wilayah. Kompas : Jakarta.
Almatsier S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.
Jakarta, Gramedia.
Andi, Tenri Aty S. 2013. Hubungan Antara
Pengetahuan Dan Sikap Penderita
Tuberkulosis Paru Dengan Perilaku
Pencegahan Penularan Basil
Mycobacterium Tuberkulosa di
Ruang Rawat Inap RSUD Pangkep.
http://library.stikesnh.ac.id/files/disk
1/9/elibrary%
20stikes%20nani%20hasanu
ddin--anditenria-420-1-36149298-
1.pdf
Annies, 2006. Manajemen Berbasis
Lingkungan; Solusi Mencegah dan
Menanggulangi Penyakit Menular.
Elex Media Komputindo, Jakarta,
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.
Jakarta.
Bahar A. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Budiarto.Eko 2004. Metode Penelitian. EGC.
Jakarta.
Budiman, N.E. 2010, Analisis Faktor yang
Berhubungan dengan Kepatuhan
Minum Obat Pasien TB Paru pada
Fase Intensif di Rumah Sakit Umum
Cibabat Cimahi.
http://stikesayani.ac.id/publikasi/ejournal/
filesx/2010/201008/201008-
007.pdf
Dahlan, Sopiyudin M, 2008. Langkah-langkah
Membuat Proposal Penelitian Bidang.
Kedokteran dan Kesehatan. Sagung
Seto.Jakarta.
Depkes, RI. 2006. Pedoman Nasional
Penanggulangan Tuberkulosis.
Depkes RI. Jakarta.
---------------, 2008. Pedoman Nasional
Penanggulangan Tuberkulosis.
Depkes RI. Jakarta.
Deny A. 2014. Hubungan Kondisi Fisik
Lingkungan Rumah dengan Kejadian
Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja
Puskesmas Perumnas i dan II
Kecamatan Pontianak Barat.
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jfk
/article/download/7838/7931
Fatimah, Siti. 2008. Faktor Kesehatan
Lingkungan Rumah Yang
Berhubungan Dengan Kejadian TB
Paru Di Kabupaten Cilacap
(Kecamatan : Sidareja, Cipari,
Kedungreja, Patimuan,
Gandrungmangu, Bantarsari) Tahun
2008.
http://eprints.undip.ac.id/24695/1/siti
_fatimah.pdf
Kementrian Kesehatan RI, 2012. Laporan
Situasi Terkini Perkembangan
Tuberkulosis di Indonesia Januari-
Desember 2012. www.depkes.go.id
Kemenkes RI, 2015. Pelaksanaan Hari TB
Sedunia 2015 Di Provinsi Bali Selasa,
24 Maret 2015.
http://www.diskes.baliprov.go.id/id/pe
laksanaan-hari-tb-sedunia-2015-diprovinsi-
bali-selasa--24-maret-20152
McMurray DN and Cegielski JP,. 2009. The
relationship between malnutrition
and tuberculosis, evidence from
studies in humans and experimental
animals. International Journal of
Tuberculosis and Lung Disease
2004;8(3):286–98.
Melisah Pitri Siregar. 2012. Hubungan
Karakteristik Rumah Dengan
Kejadian Penyakit Tuberkulosis Paru
Di Puskesmas Simpang Kiri Kota
Subulussalam Tahun 2012.
http://jurnal.usu.ac.id/index.php/lkk/a
rticle/download/1219/619
Murti, B. 2010. Prinsip dan Metode Riset
Epidemiologi, Gajah Mada
University Press, Yogyakarta.
485
Ngastiyah, 1997. Perawatan Anak Sakit. EGC.
Jakarta.
Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
--------------------. 2007. Kesehatan
Masyarakat Ilmu dan Seni. Rineka
Cipta. Jakarta.
Nursalam, 2012. Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Salemba Medika.
Jakarta.
Permatasari, A., 2005. Pemberantasan
Penyakit TB Paru dan Strategi
DOTS. USU e- Repository.
Rahim Noer W. 2014. Angka Kejadian
Penemuan Tuberkulosis Paru pada
Pasien Bronkiektasis di Balai Besar
Kesehatan Paru Masyarakat
Surakarta Tahun 2012 Sampai 2013.
http://eprints.ums.ac.id/28325/
Rukmini dan Chatarina U.W. 2011. Faktor-
Faktor Yang Berpengaruh Terhadap
Kejadian TB Paru Dewasa Di
Indonesia (Analisis Data Riset
Kesehatan Dasar Tahun 2010).
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/in
dex.php/hsr/article/download/1369/2
193
Rusnoto; Pasihan, R. 2006. Faktor-Faktor
yang Berhubungan dengan Kejadian
Tuberkulosis Paru pada Usia
Dewasa (Studi Kasus di Balai
Pencegahan dan Pengobatan
Penyakit Paru Pati), Semarang:
Universitas Diponogoro
Salim, Emil. 2009. Lingkungan Hidup dan
Pembangunan, Mutiara, Jakarta.
Djasio, Sanropi. 1989. Komponen Sanitasi
Rumah Sakit untuk Institusi
Pendidikan Tenaga Sanitasi. EGC.
Jakarta.
Siti Nur, 2008. Hubungan Tingkat
Pengetahuan dan Sikap dengan
Perilaku Pencegahan Penularan
TBC pada Mahasiswa di Asrama
Monokwari Sleman Yogyakarta,
http://journal.uad.ac.id/index.php/Kes
Mas/article/view/1109
Soedarto, 1990. Zoonosis Kedokteran.
Universitas Airlangga, Surabaya.
Tobing, L.T. 2009. Pengaruh Perilaku
Penderita TB Paru dan Kondisi
Rumah Terhadap Pencegahan
Potensi Penularan TB Paru pada
Keluarga di Kabupaten Tapanuli
Utara.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/1
23456789/6656/1/09E01348.pdf.
Triman, Daryatno, 2002, Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kekambuhan
Tuberkulosis Paru Strategi DOTS di
Puskesmas dan BP4 di Surakarta dan
Wilayah Sekitarnya. Tesis,
Universitas Diponegoro Semarang
Wahyu Nur Firdiansyah. 2012. Pengaruh
Faktor Sanitasi Rumah dan Sosial
Ekonomi Terhadap Kejadian
Penyakit TB Paru BTA Positif Di
Kecamatan Genteng Kota Surabaya.
http://ejournal.unesa.ac.id/article/122
31/40/article.pdf
WHO, 2010. Guidance for National
Tuberculosis Programme on the Management
of Tuberculosis in children. WHO. Genewa.

Downloads

Published

2017-12-31