Perbedaan Bilangan Peroksida Minyak Goreng pada Penjual Gorengan di Tepi Jalan Raya Baturaden Tahun 2024

Authors

  • Nurul Amaliyah Poltekkes Kemenkes Semarang
  • Ratih Lukmitarani Dept. of Environmental Health, Poltekkes Kemenkes Semarang
  • Bunga Nuur Primayu Utami Poltekkes Kemenkes Semarang

DOI:

https://doi.org/10.31983/keslingmas.v44i3.13117

Keywords:

bilangan peroksida, minyak goreng

Abstract

Kabupaten Banyumas terkenal dengan olahan tempe yang menjadi ciri khas seperti mendoan dan menjadi makanan khas sehari-hari bagi masyarakat. Maraknya pedagang gorengan di sepanjang Jalan Raya Baturadden dapat meningkatkan jumlah masyarakat yang beresiko mengalami gangguan kesehatan akibat mengkonsumsi makanan yang digoreng dengan minyak yang sudah mengalami ketengikan seperti stroke, jantung, darah tinggi. Tujuan penelitian menganalisis perbedaan bilangan peroksida minyak goreng pada Penjual Gorengan di Tepi Jalan Raya Baturraden Tahun 2024. Jenis penelitian kuantitatif dengan metode analitik dengan rancangan crossectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penjual gorengan di tepi Jalan Raya Baturraden dengan objek penelitian minyak goreng. Sampel ditentukan menggunakan rumus fredererr yaitu (t-1) (r-1) ≥ 15 dimana t = 2 perlakuan (kadar bilangan peroksida sebelum dan sesudah digunakan untuk menggoreng) dan r adalah pengulangan sehingga dari rumus tersebut diperoleh r =16 dan n = 32 dengan satu sampel dibutuhkan minyak goreng sebanyak 100 ml sehingga total minyak goreng yang dibutuhkan 32 x 100 ml = 3200 ml. menggunakan uji statistic Paired T-Test karena data terdistribusi normal. Hasil penelitian karakteristik responden usia antara 35-55 tahun (67%), responden laki-laki (56%) dan responden memiliki tingkat pendidikan menengah atas (56%), bilangan peroksida pada minyak goreng yang belum digunakan tidak memenuhi syarat (>10 mek O2/kg) sebanyak 56%, semua bilangan peroksida pada minyak goreng setelah digunakan sebanyak 3 kali tidak memenuhi syarat (100%). Kesimpulan terdapat perbedaan bilangan peroksida sebelum dan sesudah digunakan 3 kali pemakaian dengan p value=0,000 dan korelasi 0,895. Saran sebaiknya tidak menggunakan minyak untuk menggoreng lebih dari 3 kali pemakaian.

Author Biography

Ratih Lukmitarani, Dept. of Environmental Health, Poltekkes Kemenkes Semarang

 

References

Handayani C. Analisis Pengurangan Kadar Minyak Menggunakan Alat Spinner yang Ergonomis. Sainstek J Sains dan Teknol 2020;12(2):85.

Taufik M, Seftiono H. Karakteristik Fisik dan Kimia Minyak Goreng Sawit Hasil Proses Penggorengan dengan Metode Deep-Fat Frying. J Teknol 2018;10(2):123–30.

Hutajulu EC, Nurjazuli N, Wahyuningsih NE. Hubungan Jenis Minyak Goreng, Suhu, dan PH terhadap Kadar Asam Lemak Bebas pada Minyak Goreng Pedagang Penyetan. Media Kesehat Masy Indones 2020;19(5):375–8.

Pangestuti DR, Rohmawati S. Kandungan Peroksida Minyak Goreng Pada Pedagang Gorengan Di Wilayah Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Amerta Nutr 2018;2(2):205.

Gulo A, Silitonga PM. Indonesian Journal of Chemical State University of Medan. Indones J Chem Sci Techonology 2021;04(2):88–95.

Syafrudin IPS, Asterina A, Russilawati R. Kandungan Bilangan Peroksida Minyak Goreng Pedagang di Jalan Perintis Kemerdekaan Kota Padang. J Ilmu Kesehat Indones 2021;1(3):364–70.

DiNicolantonio JJ, Lucan SC, O’Keefe JH. The Evidence for Saturated Fat and for Sugar Related to Coronary Heart Disease. Prog Cardiovasc Dis 2016;58(5):464–72.

Pakpahan JES, Hartati B. Hubungan dislipidemia dengan kejadian stroke. Holistik J Kesehat 2022;16(6):542–51.

Rastuti U, Diastuti H, Sutarmin S, Purnomo WH. Perencanaan Peningkatan Kapasitas Produksi Tepung Mendoan Instan. CARADDE J Pengabdi Kpd Masy 2019;2(2):174–8.

Chusnul Chotimah, Nurul Amaliyah S. Analisis Ketengikan Minyak Goreng Berdasarkan Variasi Penggorengan Pisang Goreng Di Kota Pontianak Tahun 2014. J Sanit Khatulistiwa 2015;7(1).

Nuraeni Y, Suryono IL. Analisis kesetaraan gender dalam bidang ketenagakerjaan di indonesia. Nakhoda J Ilmu Pemerintah 2021;20(1):68–79.

Sari SA, Putri TR, AR MR. Pengaruh Penambahan Jus Buah Naga terhadap Perubahan Bilangan Peroksida dan Bilangan Asam Minyak Jelantah. Indones J Chem Sci Technol 2019;2(2):136.

Priskila G, Darmawan P. Analisis Bilangan Peroksida dan Asam Lemak Bebas pada Minyak Goreng Curah Tidak Bermerek di Pasar Tradisional. J Kim Dan Rekayasa 2022;3(1):21–6.

Higea JF, Azizah Z, Rasyid R, Kartina D. Pengaruh pengulangan dan lama penyimpanan terhadap ketengikan minyak kelapa dengan metode asam thiobarbiturat (tba). 2016;8(2):189–200.

Suandi DAP, Suaniti NM, Putra AAB. Analisis Bilangan Peroksida Minyak Sawit Hasil Gorengan Tempe Pada Berbagai Waktu Pemanasan Dengan Titrasi Iodometri. J Kim 2017;1:69–74.

Anggono F, Mahmudiono T. Hubungan Tingkat Pengetahuan Pedagang, Lokasi Berjualan, dan Tingkat Higenis dengan Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) pada Gorengan di Surabaya Timur. Media Gizi Kesmas 2023;12(1):148–53.

Adawiyah Mahmud NR, Ernawati, Asmiati. Rancidity of traditional coconut oil: Microbial contaminant and free fatty acid content. Ecol Environ Conserv 2019;25(September Suppl. Issue):S36–40.

Alkaff H, Nurlela N. Analisa Bilangan Peroksida terhadap Kualitas Minyak Goreng. J Redoks 2020;5(1):65.

Martianto D, Andarwulan N, Putranda Y. Retensi Fortifikan Vitamin a Dan Β-Karoten Dalam Minyak Goreng Sawit Selama Pemasakan. J Teknol dan Ind Pangan 2018;29(2):127–36.

Published

2025-09-30