CRACKERS MODIFIKASI F100 DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG LABU KUNING SEBAGAI ALTERNATIF PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN BAGI BALITA GIZI BURUK
Abstract
Pemberian F100 kepada balita gizi buruk di masyarakat masih mengalami kendala, terutama
dalam pembuatan, higien sanitasi orang yang membuat dan peralatan, sehingga perlu
dipertimbangkan bentuk alternatif formula makanan untuk balita gizi buruk dalam bentuk
crackers modifikasi F100 dengan substitusi tepung labu kuning sebagai pangan lokal yang
mengandung tinggi beta karoten. Penelitian ini adalah eksperimen murni dengan Rancangan Acak
Lengkap 1 faktor, yaitu konsentrasi substitusi serta 5 taraf perlakuan, yaitu 0%, 10%, 20%, 30%,
40% dengan jumlah ulangan 3 kali. Tahapan penelitian yang dilakukan terdiri dari pembuatan
tepung labu kuning, pembuatan crackers modifikasi F100, pengujian nilai gizi serta daya terimanya.
Jumlah ulangan 3 kali. Semakin besar konsentrasi substitusi tepung labu kuning menurunkan
kadar lemak, protein crackers modifikasi F100. Crackers modifikasi F100 yang paling disukai balita
adalah crackers dengan substitusi tepung labu kuning 10%. Ada perbedaan nilai gizi (lemak,
protein dan beta karoten), tekstur dengan substitusi tepung labu kuning berbagai konsentrasi.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Azizah, 2012. Pemanfaatan Tepung Labu Kuning
(Cucurbita moschata) pada Pembuatan Kue
sebagai Makanan Tambahan Berbasis
Potensi Lokal di Desa Tanduk Kecamatan
Ampel Kabupaten Boyolali (Uji Kadar
Provitamin A dan Daya Terima).
Universitas Negeri Semarang.
Anggraini, S., I. Ratnawati, dan A. Murdjiati,
Pengkayaan ß-karoten Mie Ubi Kayu
dengan Tepung Labu Kuning (Curcubita
maxima Dutchenes) Majalah Ilmu dan
Teknologi Pangan Pertanian, Vol. XXVI,
No.2 : 81-82.
Asmaraningtyas, D, 2014. Kekerasan, warna dan
daya terima biskuit yang disubstitusi
tepung labu kuning. Naskah Publikasi.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Ciliberto MA, Sandige H, Ndekha MJ, Ashorn P,
Briend A, Ciliberto HM, et al. Comparison
of home-based therapy with ready-to-use
therapeutic food with standard therapy in
the treatment of malnourished Malawian
children: a controlled, clinical effectiveness
trial. Am J Clin Nutr. 2005;81:864-70.
Dani, 2011. Pengaruh konsumsi biskuit terhadap
status gizi dan tingkat morbiditas balita
yang berstatus gizi buruk atau kurang di
tiga tipologi wilayah kabupaten Sukabumi
URI:
http://repository.ipb.ac.id/handle/12345
/54381
Dahlan, 2009. Statistik untuk Kedokteran dan
Kesehatan, Salemba Medika, Jakarta
Depkes R.I. 2008. Pedoman Pelaksanaan Respon
Cepat Penanggulangan Gizi Buruk.
Departemen Kesehatan RI. 2003. Pedoman
penatalaksanaan gizi buruk secara rawat
jalan untuk Puskesmas. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI
Departemen Kesehatan RI. 2009. Pedoman
penanganan dan pelacakan gizi buruk.
Jakarta : Departemen Kesehatan RI
Departemen Kesehatan RI. 2011. Pedoman
pelayanan gizi buruk. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI
Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2015. Profil
Dinas Kesehatan Kota 2014
Dinas Kesehatan Kota Semarang. 2015 Laporan
Program Penanganan Komprehensif Gizi
Buruk di Kota Semarang Tahun 2014.
Driyani, Yuliana, 2007. Biscuit Crackers
Substitusi Tepung Tempe Kedelai sebagai
Alternatif Makanan Kecil Bergizi Tinggi,
Semarang : Universitas Negeri Semarang.
Diop EHI, Dossou NI, Ndour MM, Briend A,
Wade S. Comparison of the efficacy of a
solid ready-to-use food and a liquid,
milk-based diet for the rehabilitation of
severely malnourished children: a
randomized trial. Am J Clin Nutr. 2003;78:
-7.
Gardjito, Murdijati dan Theresia Fitria Kartika
Sari. 2005. Pengaruh Penambahan Asam
Sitrat dalam Pembuatan Manisan Kering
Labu Kuning (Cucurbita maxima) terhadap
Sifat-sifat Produknya. Jurusan Teknologi
Pangan dan Hasil Pertanian Fakultas
Teknologi Pertanian UGM.
Kamsiati, E. 2010. Tepung Labu Kuning
Pembuatan dan Pemanfaatannya.
Yogyakarta : Kanisius
Kementerian Kesehatan RI. 2013. Bagan
Tatalaksana Anak Gizi Buruk Buku I.
Jakarta : Kementerian Kesehatan RI
Kementerian Kesehatan RI. 2013. Bagan
Tatalaksana Anak Gizi Buruk Buku II.
Jakarta : Kementerian Kesehatan RI
Kemenkes RI, 2013. Hasil Riskesdas 2013
diunduh pada tanggal 6 April 2015 pada
www.depkes.go.id/resources/download/.
../Hasil%20Riskesdas%202013.pdf.
Nency, Y. & Arifin, M.T. 2005. Gizi Buruk,
Ancaman Generasi yang Hilang. Jurnal
Inovasi Online Kesehatan, Vol.5, No. XVII.
Purwanto, dkk, 2013. Kajian Sifat Fisik dan
Kimia Tepung Labu Kuning (Cucurbita
maxima) dengan Perlakuan Blanching dan
Perendaman Natrium Metabisulfit
(Na2S2O5)
Pahlevie, I. 2011. Pengaruh Perlakuan
Pengukusan dan Penentuan Proporsi Sari
Buah Labu Kuning (Curcubita Maxima)
dalam Pembuatan Minuman Ringan.
Skripsi, Departemen teknologi Hasil
Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,
Universitas Jember, Jember.
PERSAGI, 2009. Komposisi Pangan Indonesia.
Jakarta
PERSAGI. 2005. Daftar Komposisi Bahan
Makanan. Jakarta: Persatuan Ahli Gizi
Indonesia
Sudarmadji, S., B Haryono, dan Suhardi. 2007.
Prosedur Analisa Bahan Makanan.
Yogyakarta. Penerbit: Liberty
Soekarto, S.T. 2007. Penilaian Organoleptik
Untuk Industri Pangan dan Hasil
Pertanian. Penerbit: Bhratara Karya Aksara,
Jakarta.
Supariasa. 2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta.
Penerbit: Buku Kedokteran
Susilowati Tri, 1989. Pembuatan Tahu Sutera.
Buletin Pusbangtepa IPB. Vol 7(18) hal
-63.
Thakur GS, HP Singh , Chhavi Patel. 2013.
Locally-Prepared Ready-to-Use
Therapeutic Food for Children with Severe
Acute Malnutrition:
A Controlled Trial. Indian Pediatr 2013;50:
-299
Winarno. 1990. Gizi dan Makanan Bagi Bayi dan
Anak Sapihan. Jakarta. Penerbit : Pustaka
Sinar Harapan
DOI: https://doi.org/10.31983/jrk.v6i1.2900
Article Metrics
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 Ria Ambarwati, Yuwono Setiadi